Jawabanpaling sesuai dengan pertanyaan Instalasi listrik di rumah memiliki regangan sambungan 220" "V dan arus maksimum sebesar A
Prinsip kelistrikan dan sistem instalasi listrik merupakan pengetahuan mengenai kelistrikan yang berarti konsep dan teori benda yang muncul dari adanya muatan listrik, serta sistem instalasi listrik yang berarti rangkaian yang menghasilkan sebuah aliran listrik Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 49-53. Jadi kedua topik tersebut adalah konsep dan praktik yang dibutuhkan untuk mengetahui dan membuat instalasi listrik yang bekerja dan dapat dimanfaatkan bagi kehidupan kita. Listrik adalah hal yang sangat penting dan hampir dibutuhkan layaknya udara dan air bagi manusia hari ini. Tanpa listrik dapat dipastikan bahwa keadaan kemakmuran manusia yang kini sangat mengandalkannya dapat terganggu dan terancam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menguasai prinsip kelistrikan dan sistem instalasi listrik. Berikut adalah berbagai pemaparan yang mengantarkan kita pada pemahaman sekaligus kemahiran dalam mengamati, menganalisis, serta merangkai sistem instalasi listrik. Tentunya untuk mendapatkan pengetahuan yang holistik menyeluruh kita akan memulainya dari wawasan umum mengenai listrik. Wawasan Kelistrikan Listrik adalah salah satu teknologi paling mutakhir yang telah ditemukan oleh manusia. Pengguna listrik menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat, baik di kota maupun di desa. Namun sayangnya di Indonesia sendiri aliran listrik belum menjangkau sepenuhnya hingga ke pedalaman. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya infrastruktur atau pilihan dari masyarakatnya sendiri seperti pada suku Baduy dalam. Meskipun kita telah menggunakan dan merasakan manfaatnya setiap hari, namun sebetulnya kita tidak begitu benar-benar tahu apa itu sebenarnya listrik bukan? Bagaimana cara membuatnya? Seperti apa sebetulnya cara kerja dari listrik ini? Berikut adalah pemaparannya. Pengertian Kelistrikan Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 50. Ada dua jenis muatan listrik, yakni muatan listrik negatif dan positif. Suatu benda akan bermuatan listrik negatif jika kelebihan elektron. Sebaliknya, suatu benda akan bermuatan listrik positif jika kekurangan elektron. Secara alami, muatan listrik positif selalu mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah. Aliran seperti itu disebut sebagai arah arus listrik konvensional. Namun sebetulnya muatan listrik yang bergerak di dalam konduktor bukanlah muatan listrik positif, melainkan muatan listrik negatif elektron dan arah aliran elektron berlawanan dengan arah aliran muatan positif. Lalu apa itu elektron? Elektron adalah salah satu partikel subatom yang membentuk atom. Atom sendiri merupakan penyusun segala benda dan makhluk hidup. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan lengkap mengenai elektron pada artikel di bawah ini. Baca juga Partikel Penyusun Atom, Benda dan Makhluk Hidup Jenis Listrik Pada dasarnya, arus listrik adalah peristiwa mengalirnya elektron secara kontinyu pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. Ya, sebetulnya elektron ada di seluruh semesta termasuk pada diri kita sendiri manusia, namun hanya elektron yang mengalirlah yang dapat menghasilkan listrik. Bahkan, tepatnya listrik adalah aliran atau arus yang dihasilkan oleh pergerakan elektron, bukan elektronnya sendiri. Arus listrik dibagi menjadi dua 2 jenis, yaitu Listrik Arus Searah atau DC Direct Current adalah arus listrik yang arahnya tetap. Listrik Arus Bolak-balik atau AC Alternating Current adalah arus yang besar dan arahnya selalu berubah-ubah. Satuan SI untuk arus listrik adalah Ampere A. Secara formal satuan Ampere didefi nisikan sebagai arus konstan yang bila dipertahankan akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara. Dalam listrik, muatan menghasilkan medan elektromagnetik yang dilakukan ke muatan lainnya. Listrik muncul akibat adanya beberapa tipe fisika sebagai berikut Muatan listrik sifat beberapa partikel subatomik yang menentukan interaksi elektromagnetik. Substansi yang bermuatan listrik menghasilkan dan dipengaruhi oleh medan elektromagnetik. Medan listrik lihat elektrostatis tipe medan elektromagnetik sederhana yang dihasilkan oleh muatan listrik ketika diam maka tidak ada arus listrik. Medan listrik menghasilkan gaya ke muatan lainnya. Potensial listrik kapasitas medan listrik untuk melakukan kerja pada sebuah muatan listrik, biasanya diukur dalam volt. Arus listrik perpindahan atau aliran partikel bermuatan listrik, biasanya diukur dalam ampere. Elektromagnet Muatan berpindah menghasilkan medan magnet. Arus listrik menghasilkan medan magnet dan perubahan medan magnet menghasilkan arus listrik. Manfaat Listrik Tentunya salah satu manfaat listrik yang paling jelas terasa dalam kehidupan listrik adalah adanya penerangan. Penerangan seperti lampu memanfaatkan sumber arus listrik sehingga dapat menyala. Dengan adanya lampu yang menyala, kita dapat melakukan berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari dan manfaatnya dapat menjadi opsi penerangan saat matahari sedang tenggelam. Selain berfungsi sebagai penerangan, fungsi lain dari arus listrik adalah sumber energi. Alat bantu berupa rangkaian elektronik membutuhkan energi listrik agar dapat bekerja. Berbagai peralatan elektronik itu penting bagi kehidupan sehari-hari apalagi untuk menunjang aktivitas pekerjaan manusia dalam mencari nafkah. Pada teknik elektro, listrik digunakan untuk tenaga listrik yang digunakan untuk menghidupkan peralatan elektronik yang berhubungan dengan sirkuit listrik yang melibatkan komponen listrik aktif seperti tabung vakum, transistor, dioda, dan sirkuit terintegrasi. Baca juga Dasar-Dasar Elektronika Sejarah, Komponen, Konsep & Alat Fenomena listrik telah dipelajari sejak zaman purba, meskipun pemahaman secara teoritisnya berkembang lamban hingga abad ke17 dan 18. Meski begitu, aplikasi praktisnya saat itu masih sedikit. Baru pada akhir abad ke-19 para insinyur dapat memanfaatkannya pada industri dan rumah tangga. Perkembangan yang luar biasa cepat pada teknologi listrik mengubah industri dan masyarakat. Fleksibilitas listrik yang amat beragam menjadikan penggunaannya yang hampir tak terbatas seperti transportasi, pemanasan, penerangan, telekomunikasi, dan komputasi. Tenaga listrik saat ini adalah tulang punggung masyarakat industri modern. Pembangkit Listrik Berdasarkan pentingnya manfaat listrik bagi kehidupan masyarakat, tentunya manusia harus berusaha untuk mendapatkan listrik yang cukup besar sehingga dapat dialirkan dan dibagikan pada seluruh masyarakat. Pembangkit listrik adalah solusi dari kebutuhan listrik tersebut. Pembangkit listrik adalah suatu alat yang dapat membangkitkan dan memproduksi tegangan listrik dengan cara mengubah suatu energi tertentu menjadi energi listrik. Beberapa contoh jenis pembangkit tenaga listrik yaitu PLTA, PLTU, PLTG, PLTN, PLTS, dan lainnya. PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air Pembangkit listrik tenaga air atau disingkat PLTA adalah pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak. Hidroelektrisitas adalah sumber energi terbaharui. Di Indoensia sendiri pembangkit listrik tenaga air telah cukup banyak di implementasikan. Contohnya adalah PLTA Bakaru Sulawesi Selatan, PLTA Sigura-gura Sumatera Utara, PLTA Saguling Jawa Barat, dsb. PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pada PLTU, uap ditampung dan disalurkan untuk memutarkan turbin uap. Energi mekanis dari putaran turbin diubah menjadi energi listrik oleh generator. Beberapa contoh pembangkit listrik tenaga uap di Indonesia meliputi PLTU Semarang Jawa Tengah dan PLTU Suralaya Cilegon banten. PLTN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pembangkit listrik ini menggunakan energi uap yang dihasilkan oleh reaktor nuklir untuk memutarkan turbin uap. Dari turbin inilah energi mekanis diubah menjadi energi listrik. Hingga artikel ini terbit, di Indonesia belum ada pembangkit listrik tenaga nuklir yang telah beroperasi. Meskipun begitu, riset mengenai nuklir ini telah dilakukan dari sejak dahulu oleh BATAN atau badan tenaga nuklir nasional yang sudah merencanakan dan mengembangkan PLTN pula. Beberapa contoh PLTN dapat kita lihat di Jepang, Rusia, dan beberapa negara maju lainnya. PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Batubara Pembangkit listrik ini menggunakan bahan bakar fosil berupa batubara yang dibakar untuk mendidikan air agar menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan digunakan untuk menggerakan turbin uap atau turbin gas kemudian diubah menjadi energi listrik. Contohnya ada di PLTB Bukit Asam Sumatera Utara, dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS Pembangkit listrik ini menggunakan cahaya matahari sebagai energi utama. Energi dari cahaya matahari dapat langsung diubah menjadi energi listrik. Pembangkit listrik tenaga surya adalah salah satu opsi terbaik untuk menghasilkan energi yang bersih tanpa meninggalkan residu karbon berlebih yang tidak baik untuk kesehatan manusia dan alam. Pembangkit Listrik Tenaga Angin Hembusan angin digunakan untuk memutarkan baling-baling kemudian putaran tersebut digunakan untuk memutarkan generator. Dari generator inilah energi mekanik diubah menjadi energi listrik sehingga listrik yang dihasilkan dapat digunakan dan bila perlu disimpan pada baterai. Seperti tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin juga merupakan salah satu opsi terbaik untuk menyokong gerakan Renewable Energy. Instalasi Listrik Rumah Tangga Instalasi listrik adalah suatu rangkaian yang menghasilkan sebuah aliran listrik, bisa berupa sebuah lampu ataupun sebuah sumber listrik Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 53. Secara umum, instalasi listrik terdiri dari sebuah sakelar, stopkontak, dan lampu secara sederhana, input sakelar dapat sumber fasa kemudian outputnya menuju ke beban di mana beban itu adalah lampu, dan harus ada kabel netral di lampu. Melalui rangkaian itu, lampu tersebut akan menyala apabila sakelar di tekan atau di”on”kan. Komponen Instalasi Listrik Seperti yang telah dipaparkan di atas, ternyata terdapat banyak komponen atau peralatan yang dapat digunakan pada instalasi listrik. Berikut ini akan dipaparkan berbagai jenis komponen listrik beserta fungsinya secara umum sebagai pengetahuan dasar untuk menyusun instalasi listrik. Bargainser Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya listrik yang masuk ke rumah tinggal dan juga berfungsi sebagai pengukur jumlah daya listrik yang digunakan di rumah tinggal tersebut. Ada beberapa batasan daya yang dikeluarkan oleh PLN untuk dikonsumsi yaitu 220 VA, 450 VA, 900 VA, VA dan VA. Bargainser terdiri atas tiga bagian utama, yaitu sebagai berikut. MCB Miniatur Circuit Breaker, berfungsi untuk memutuskan aliran daya listrik secara otomatis jika daya yang dihantarkan melebihi nilai batasannya. MCB bersifat on/off dan juga berfungsi sebagai sakelar utama dalam rumah. Jika MCB bargainser ini dalam kondisi off maka seluruh aliran listrik dalam rumah akan terhenti. Sakelar ini biasanya dimatikan pada saat akan dilakukan perbaikan instalasi listrik di rumah. Meter listrik atau kwh meter, alat ini berfungsi untuk mengukur besaran daya yang digunakan oleh rumah tinggal tersebut dalam satuan kWh kilowatthour. Pada bargainser, meter listrik berwujud deretan angka secara analog ataupun digital yang akan berubah sesuai penggunaan daya listrik. Spin Control, merupakan alat control penggunaan daya dalam rumah tinggal dan akan selalu berputar selama ada daya listrik yang digunakan. Perputaran spin control akan semakin cepat jika daya listrik yang digunakan juga semakin besar, sebaliknya akan melambat jika daya listrik yang digunakan juga berkurang atau sedikit. Pada kanal output bargainser biasanya terdapat 3 kabel yaitu kable fasa, kabel netral, dan kabel ground yang dihubungkan ke tanah. Listrik dari PLN harus dihubungkan dengan bargainser terlebih dahulu sebelum masuk ke instalasi listrik rumah tinggal. Pengaman listrik Instalasi listrik rumah tinggal pun membutuhkan pengaman yang berfungsi untuk memutuskan rangkaian listrik apabila terjadi gangguan pada instalasi listrik rumah tinggal , seperti gangguan hubungan arus pendek atau short sirkuit atau korsleting. Terdapat dua 2 jenis pengaman listrik pada instalasi listrik rumah tinggal, yakni sebagai berikut. Pengaman lebur biasa atau biasa disebut sekering, alat pengaman ini bekerja memutuskan rangkaian listrik dengan cara meleburkan kawat yang ditempatkan pada suatu tabung apabila kawat tersebut dialiri arus listrik dengan ukuran tertentu. Pengaman listrik thermos, biasa disebut MCB, merupakan alat pengaman yang akan memutuskan rangkaian listrik berdasarkan panas. Sakelar Sakelar atau switch merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung atau memutuskan aliran listrik pada suatu penghantar. Berdasarkan besarnya tegangan, sakelar dapat dibedakan menjadi Sakelar tegangan rendah. Sakelar tegangan menengah. Saklar tegangan tinggi atau sangat tinggi. Sedangkan berdasarkan tempat dan pemasangannya, sakelar dapat dibedakan menjadi Sakelar in-bow, sakelar yang ditanam di dalam tembok Sakelar out-bow, sakelar yang dipasang pada permukaan tembok. Jenis sakelar berikutnya dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu Sakelar on-off, merupakan sakelar yang bekerja menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on, sedangkan untuk memutuskan arus listrik tombolnya ditekan pada posisi off. Jenis sakelar ini biasanya digunakan untuk sakelar lampu. Sakelar push-on, merupakan sakelar yang menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on akan secara otomatis memutuskan arus listrik. Ketika tombolnya dilepas dan kembali ke posisi off dengan sendirinya. Biasanya sakelar ini digunakan untuk sakelar bel rumah. Berdasarkan jenis perunitnya, sakelar dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Sakelar tunggal, merupakan sakelar yang hanya mempunyai satu buah kanal input yang terhubung dengan sumber listrik, serta kanal output yang terhubung dengan beban listrik/alat listrik yang digunakan. Sakelar majemuk, merupakan sakelar yang memiliki satu buah kanal input yang terhubung dengan sumber arus listrik, namun memiliki banyak kanal output yang terhubung dengan beberapa beban/alat listrik yang digunakan. Jumlah kanal output tergantung dari jumlah tombol pada sakelar tersebut. Stop kontak Stop kontak atau biasa disebut outlet, merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagai muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang akan ditancapkan pada stop kontak. Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan 2 lubang kanal yang berfungsi untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat listrik melalui steker yang juga berjenis kecil. Stop kontak besar, merupakan stop kontak dengan 2 kanal AC yang dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC yang berfungsi sebagai ground. Sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk daya yang lebih besar. Sedangkan berdasarkan tempat pemasangannya dikenal 2 jenis stop kontak, yaitu Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang di dalam tembok. Stop kontak out bow, merupakan stop kontak yang dipasang di luar tembok atau hanya diletakkan di permukaan tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable. Steker Steker atau staker atau yang sering disebut colokan listrik, karena memang berupa 2 buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik, ditancapkan pada kanal stop kontak sehingga alat listrik tersebut dapat digunakan. Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker memiliki 2 jenis, yakni Steker kecil, merupakan steker yang digunakan untuk menyambung alat-alat listrik berdaya rendah, misalnya lampu atau radio kecil dengan sumber listrik atau stop kontak. Steker besar, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang berdaya besar, misalnya lemari es, microwave, mesin cuci, dan lain-lain dengan sumber listrik atau stop kontak. Pada steker jenis ini terdapat lempeng logam untuk kanal ground yang berfungsi sebagai pengaman. Kabel Kabel listrik merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menghantarkan energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alat-alat listrik. Untuk instalasi listrik rumah tinggal, kabel yang digunakan biasanya berjenis sebagai berikut NYA, kabel jenis ini merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan/berisi 1 kawat. Jenisnya adalah kabel udara atau tidak ditanam dalam tanah. Kabel listrik ini biasanya berwarna merah, hitam, kuning, atau biru. Isolasi kawat penghantarnya hanya 1 lapis sehingga tidak cukup kuat terhadap gesekan, gencetan/tekanan atau gigitan binatang seperti tikus. Kelemahan isolasi itulah maka dalam pemasangannya diperlukan pelapis luar dengan menggunakan pipa conduit dari PVC atau besi. NYM, merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan kawat lebih dari 1, ada yang 2,3 atau 4. Jenis kabel udara dengan warna isolasi luar biasanya putih dan warna isolasi bagian dalam beragam. Isolasi rangkap inilah maka kabel NYM ini relatif lebih kuat terhadap gesekan atau gencetan/tekanan. NYY, kabel listrik jenis ini merupakan kabel berisolasi PVC, berintikan 2,3 atau 4 dengan warna isolasi luarnya hitam. Jenis kabel tanah, sehingga tahan terhadap air dan gencetan atau tekanan. NYMHYO, kabel jenis ini merupakan kabel serabut dengan dua buah inti yang teridir dari 2 warna. Kabel jenis ini biasa digunakan pada loudspeaker sound sistem, lampu-lampu berdaya kecil sampai sedang. Peralatan Kelistrikan Adapun peralatan yang biasa digunakan untuk intsalasi listrik adalah Test pen Test pen merupakan alat bantu pengukuran sederhana, test pen digunakan untuk mengetahui apakah suatu penghantar listrik kabel atau kawat memiliki tegangan listrik. SolderSolder berbentuk lurus dengan mata solder di ujung yang berbentuk lancip, dan dilengkapi tombol pengatur suhu ukuran tinggi rendahnya panas yang dihasilkan untuk membuat kawat timah mencair agar dapat melepaskan atau menyatukan kaki-kaki komponen pada papan PCB. Penggaris SikuPenggaris siku adalah alat yang digunakan untuk mengukur siku dari suatu sambungan, baik siku bagian dalam maupun siku bagian luar. Pahat Pahat adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada kayu. Pada instalasi rumah, instalasi listrik akan banyak berhubungan dengan penampungan atau wadah yang berbahan kayu. Gunting Seng Gunting seng adalah alat yang digunakan untuk memotong seng atau sejenisnya. Ketam Ketam berfungsi untuk memperhalus permukaan kayu. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Prakarya SMP/MTs Kelas IX. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
SistemAudio mobil bekerja pada tegangan 12 volt kemudian melalui inverter step-up menjadi tegangan 24 volt kemudian baru ke sistem amplifier. Apabila Audio mobil ingin disambung ke listrik 220V secara langsung, maka membutuhkan alat tambahan berupa power suplay step-down 220v to 12v. Itu artinya Agar bisa menghidupkan amplifier mobil di
Setelah pembahasan mengenai efek dari ketidakstabilan voltase terhadap pemakaian perangkat elektronik yang ada di rumah, tindakan selanjutnya adalah bagaimana kita dapat mengetahui besaran Voltase tegangan pada instalasi listrik terpasang di rumah. Ketidakstabilan voltase yang terjadi pada instalasi listrik terpasang di rumah bersifat tidak tetap, selalu berfluktuasi. Sehingga sulit untuk mengetahui nilai besaran perbedaan yang sebenarnya terjadi, kecuali nilai tersebut dirata-ratakan. Kondisi Voltase seperti itu, juga terjadi di seluruh rumah di sekitar rumah anda. Namun tidak merata. Terdapat kemungkinan kondisi ketidakstabilan Voltase di rumah anda berbeda dengan tetangga sebelah rumah. Beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab perbedaan yang sulit dikondisikan untuk disama-ratakan adalah kebiasaan dan jumlah penghuni rumah sehari-hari. jenis perangkat elektronik yang digunakan perlakuan penggunaan perangkat elektronik. Cara melakukan perhitungan voltase Ada cara primitif yang cukup efektif untuk mengetahui besaran nilai voltase sebenarnya, yaitu dengan mencatat angka yang tertera pada meteran sebagai nilai awal dan akhir pemakaian daya selama selang waktu beberapa jam. Cara tersebut pernah saya terapkan setiap hari berturut-turut selama 2 minggu sebelum kondisi Voltase rumah saya distabilkan. Selama melakukan pencatatan, hasil selisih Voltase setiap harinya tidak selalu sama. Sehingga hasil selisih Voltase per hari saya jumlahkan, kemudian dibagi jumlah hari dalam 2 minggu agar diperoleh satu nilai rata-rata dari besaran Voltase yang terjadi selama 2 minggu. Jika anda berniat mencobanya, saya sarankan untuk menggunakan fitur kamera pada handphone anda. Selain mempermudah pencatatan, hasil pemotretan langsung diarsipkan di folder tertentu. Misalnya, pencatatan dimulai pada pukul sebagai nilai awal dan dicatat kembali pada pukul sebagai nilai akhir. Usahakan, kondisi perangkat elektronik yang menyala hanya lemari es saja dengan suhu diatur hingga level maksimum selama selang waktu pukul s/d Kurangi nilai akhir dengan nilai awal untuk mendapatkan selisih total kwh, kemudian dibagi 8 untuk memperoleh nilai rata-rata kWh per jamnya. Lakukan hal yang sama selama 2 minggu. Akumulasikan perolehan nilai rata-rata per hari itu, kemudian dibagi 14 2 minggu = 14 hari untuk mendapatkan satu nilai rata-rata pemakaian daya. Setelah itu, catat nilai daya sebenarnya Watt dan tegangan Volt yang tertera pada lemari es. Contoh Nilai akumulasi yang dirata-ratakan dari pemakaian daya selama 8 jam dalam 2 minggu adalah 112,5 Watt per jam. Konsumsi daya lemari es per jam = 108 Watt – 220 Volt. Pertanyaannya jika nilai default konsumsi daya lemari adalah 108 Watt per jam dengan tegangan 220 Volt, berapa nilai voltase listrik yang menjadikan nilai konsumsi lemari es sebesar 112,5 Watt per jam? Berdasarkan rumus untuk menghitung besaran nilai Watt yang saya ketahui adalah Voltase x Ampere = Watt, maka rumus untuk mendapatkan nilai Voltase adalah Voltase x Ampere = Watt –> 220 x 6 = 1320Watt / Voltase = Ampere —> 1320 / 220 = 6Watt / Ampere = Voltase —> 1320 / 6 = 220 Nilai yang diketahui dari satuan rumus tersebut Nilai Watt dari konsumsi kulkas sebesar 112,5 Watt. Nilai Ampere dari kulkas sebesar 108 / 220 = 0,491 Ampere. Maka, nilai Voltase untuk konsumsi daya 112,5 Watt adalah = 112,5 / 0,491= 229,167 Volt dibulatkan menjadi 230 Volt. Lemari es / kulkas merupakan perangkat ideal Ada beberapa alasan yang membuat saya melakukan tindakan pencatatan setiap hari selang waktu 8 jam selama 2 minggu untuk mendapatkan nilai rata-rata pemakaian daya lemari es, yaitu Satu-satunya perangkat elektronik yang beroperasi non-stop 24/7 di rumah adalah lemari es. Dengan demikian, tidak ada kekhawatiran akan kemungkinan perangkat menjadi overload, karena lemari es memang di buat untuk dapat beroperasi seperti itu. Saya tidak mengetahui perilaku kinerja lemari es. Kapan waktu proses pendinginan dan proses auto-defrost dimulai dan diakhiri. Selain itu, kedua proses tersebut berjalan berdasarkan waktunya masing-masing yang mana keduanya menggunakan jumlah pemakaian daya yang berbeda. Saya tidak pernah tahu perilaku dari voltase itu sendiri terhadap lemari es. Apakah lonjakan yang terjadi bersifat konstan tetap atau hanya sekali-sekali atau sekali-sekali tetapi terus-menerus akan memiliki kontribusi cukup besar pada kinerja lemari es dalam mengkonsumsi daya? Mengantisipasi ketidaktahuan ini, saya memutuskan untuk membuat pencatatan berdasarkan jeda waktu tertentu agar diperoleh hasil yang cukup masuk akal dan mendekati kondisi nyata sehari-hari. Walaupun cara yang digunakan membosankan untuk dikerjakan saya tidak memiliki alternatif cara lebih efektif guna mempersingkat waktu pencatatan. Satu hal yang saya ketahui dengan pasti adalah tindakan pencatatan ini dilakukan cukup hanya satu kali dalam periode 2 minggu ini saja. Tidak akan berulang pada waktu minggu-minggu atau waktu-waktu mendatang. Karena, yang dibutuhkan hanyalah untuk mengetahui apakah selama periode pencatatan memang telah terjadi ketidakstabilan Voltase pada instalasi listrik terpasang di rumah atau tidak. Dengan begitu, tindakan yang selanjutnya harus diambil bisa direncanakan secara lebih terarah. Disamping itu, hasil yang diperoleh hanya berlaku untuk rumah saya saja. Tidak bisa dijadikan sebagai parameter untuk rumah tetangga sebelah mau pun rumah orang lain yang tidak tinggal seatap dengan saya. Menghitung daya dan biaya akibat ketidakstabilan voltase Seandainya memang terjadi perbedaan Voltase, kita dapat menghitungnya dan memperkirakan jumlah daya sebenarnya Watt yang terbuang percuma selama ini. Melanjutkan contoh di atas, setelah mengetahui nilai rata-rata tegangan listrik adalah 230 Volt, anda dapat mulai mencatat angka yang tertera di meteran pada keesokan pagi hari untuk dijadikan nilai awal pemakaian selama 24 jam. Lusa pagi hari pada jam yang sama, catat kembali angka di meteran untuk dijadikan nilai akhir pemakaian. Kurangi nilai akhir dengan nilai awal untuk memperoleh selisih pemakaian daya selama 24 jam sebelumnya. Atau sama dengan pemakaian listrik selama satu hari. Sekarang, kita asumsikan pemakaian listrik adalah 11,3 kWh per hari. Atau sama dengan = 11,3 x 30= 339 kWh per bulan. Atau sama dengan = 11300 / 24= 470,8 Watt per jam. Nilai tegangan yang terakhir kali diketahui adalah 230 Volt. Jika dikonversikan ke tegangan 220 Volt, maka pemakaian listrik akan menjadi per jam = 470,8 / 230 x 220 = 2,047 Ampere x 220 Volt = 450,34 Watt per hari = 450,34 Watt x 24 = Watt atau / 1000 = 10,8082 kWh per bulan = 10,8082 x 30 = 324,246 kWh Dengan demikian, nilai selisih pemakaian daya Watt yang terjadi dari perbedaan tegangan listrik antara 230 Volt dengan 220 Volt adalah per bulan = 339 – 324,246 = 14,754 kWh per hari = 14,754 / 30 = 0,4918 kWh atau 491,8 Watt per jam = 491,8 / 24 = 20,492 Watt Jika nilai sebesar 14,754 Kwh per bulan ini diaplikasikan ke pemakaian lampu penerangan jenis SL hemat energi berdaya 14 Watt selama 8 jam sehari, maka bisa digunakan untuk menyalakan sebanyak = 491,8 Watt / 8 jam x 14 Watt= 491,8 / 112 = 4,4 unit lampu Atau, sama dengan 4 unit lampu berkapasitas 14 Watt ditambah satu lampu berkapasitas 5 Watt dengan sisa daya 0,6 Watt cukup untuk menerangi area ruangan 48 m². Cukup significant kelebihan Watt yang dapat dimanfaatkan untuk lampu penerangan ruangan sebesar 48 m² di sebuah rumah 8 jam setiap hari selama sebulan. Seandainya menggunakan rumah lampu berupa downligth, maka kapasitas daya per unit lampu dapat dikurangi menjadi 8 Watt atau bahkan 5 Watt dengan kuantitas lebih banyak. Itu pun dengan asumsi perhitungan nilai daya yang digunakan hanya 11,3 kWh pada tegangan 230 Volt per hari selama sebulan. Pada kenyataannya, selisih nilai daya akan mengikuti jumlah nilai pemakaian listrik yang kita gunakan. Semakin besar pemakaian listrik, maka nilai selisih yang terjadi akan semakin besar. Efek dari ketidakstabilan Voltase ini, bagi saya, lebih dari sekedar pemborosan energi. Setiap bulan, kelebihan 14,754 kWh itu harus dibayar bersama dengan tagihan bulanan listrik ke PLN. Jika harga per kWh = Rp. 791,7,-; maka kita harus menambahkan uang tagihan bulanan sebesar 14,754 x 791,7 = Rp. tanpa mendapatkan keuntungan / imbalan apa pun. Ditambah lagi dengan berkurangnya kualitas dan umur fisik hingga kerusakan perangkat elektronik yang terkena efek akibat ketidakstabilan Voltase. Keadaan seperti ini tak ubah layaknya perumpamaan “sudah jatuh, tertimpa tangga pula…”. Apakah pihak PLN diuntungkan dengan kondisi ini? Saya rasa tidak juga. Seandainya tidak terjadi perbedaan Voltase, maka PLN memiliki daya cadangan lebih banyak yang dapat direalisasikan untuk pemasangan pada pelanggan baru. Jumlah rupiah yang diperoleh dari pemakaian pelanggan baru, jauh lebih besar daripada kelebihan kWh yang sebenarnya tidak kita pakai namun tetap harus kita bayarkan. Karena biaya tagihan pada pelanggan baru, disertai juga dengan biaya tetap baru. Bukan sekedar biaya TDL saja. Demikian juga pada pelanggan yang menggunakan unit meteran prabayar baru. Tanpa harus mengerahkan tenaga pencatat meteran, pendapatan yang diterima PLN bertambah dari transaksi pembelian voucher oleh pelanggan prabayar baru. Biaya instalasi stabilizer gratis? Seandainya kemudian kondisi Voltase di stabilkan menjadi 220 Volt, maka nilai rupiah sebesar Rp. tetap jadi milik kita. Sekarang, kita alihkan uang tersebut sebagai bentuk cicilan dari biaya penginstalasian stabilizer bernilai Rp. yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi ketidakstabilan Voltase. Maka, biaya awal yang dikeluarkan untuk instalasi stabilizer akan menjadi impas dengan sendirinya menggunakan biaya pembayaran yang tidak jadi direalisasikan sebesar Rp. setelah = / 85,6 bulan / 12 = 7,13 tahun Atau sama dengan 7 tahun 1 bulan 5 hari. Lamanya waktu untuk mencapai titik impas selama 7 tahun 1 bulan 5 hari ini karena dikondisikan besar nilai cicilan tetap sebesar Rp. per bulannya. Memang, terlalu jauh perbandingan uang yang harus dikeluarkan untuk mengerjakan instalasi stabilizer sebesar Rp. hanya mendapatkan konpensasi Rp. per bulan selama lebih dari 7 tahun. Namun, harus kita ingat bahwa nilai Rp. per bulan adalah “murni” hasil menstabilkan voltase. Biaya-biaya lain yang tidak jadi ter-realisasi-kan setelah Voltase distabilkan, juga harus turut diperhitungkan sebagai bentuk dari konpensasi. Misalnya, berkurangnya frekuensi waktu penggantian lampu atau berkurangnya biaya perbaikan / pembelian untuk mengganti perangkat elektronik yang rusak. Jika semua itu bisa direalisasikan sepenuhnya dalam bentuk fisik uang, nilainya pasti jauh lebih besar dari sekedar Rp. per bulan. Dari sisi psikologis, kita pun mendapatkan kenyamanan dengan berkurangnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perangkat elektronik / listrik. Saya bisa pastikan kondisi ter-berat berkaitan dengan masalah listrik yang akan anda hadapi setelah Voltase distabilkan, hanya terfokus pada kenaikan tarif listrik. Perlukah mengukur voltase? Kepentingan utama mengetahui nilai Voltase adalah informasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kondisi fisik instalasi kabel dan perangkat listrik yang terpasang di rumah. Dengan asumsi standar pengoperasian seluruh perangkat elektronik di rumah menggunakan tegangan sebesar 220 Volt, nilai hasil pengukuran Voltase yang berbeda lebih tinggi / rendah akan memberikan peringatan kepada kita adanya ketidakberesan dari arus listrik yang beredar melalui instalasi jaringan kabel terpasang. Baik penyebabnya bersifat eksternal distribusi daya PLN atau internal kondisi kabel dan perangkat elektronik yang digunakan. Seandainya memang terjadi perbedaan dari hasil pengukuran dengan standar Voltase dari perangkat elektronik yang ada, nilai perbedaan dalam pemakaian daya Watt dan biaya yang selama ini terbuang percuma dapat diketahui. Besarnya selisih nilai pemakaian daya Watt dapat digunakan sebagai parameter tingkat ketidakberesan jaringan kabel dan perangkat listrik terpasang di rumah. Dengan nilai-nilai yang diperoleh dari metode di atas, anda dapat menjadikannya sebagai masukan untuk menentukan keputusan perlu-tidaknya dan sejauh mana tindakan yang harus diambil agar dapat memperoleh kenyamanan dan keamanan lebih baik dari pemakaian listrik di rumah anda. Semoga bermanfaat…..! 🙂
sjQth. i6fpz0054d.pages.dev/62i6fpz0054d.pages.dev/203i6fpz0054d.pages.dev/234i6fpz0054d.pages.dev/148i6fpz0054d.pages.dev/130i6fpz0054d.pages.dev/56i6fpz0054d.pages.dev/225i6fpz0054d.pages.dev/164i6fpz0054d.pages.dev/282
instalasi listrik di rumah memiliki tegangan sambungan 220 v